Ketika Rasulullah SAW memulai
dakwahnya, para sahabat melakukan hijrah beberapa kali, ada yang berhasil yaitu
ke Habasyah dan ada juga yang ditolak mentah-mentah oleh penduduk setempatnya
yaitu manakala hijrah ke thaif, ini terjadi lantaran ada dua orang Mekkah yang
sengaja menyebarkan fitnah di tengah penduduk bahwa Rasulullah SAW hendak
merubah kepercayaan nenek moyang mereka dan isu lain sebagainya.
Momentum yang begitu
besar tentu adalah peristiwa Hijrah Ke Madinah, di mana Rasulullah SAW
membangun Masjid yang pertama di Desa Quba, sehingga disebut sebagai Masjid
Quba. Dan Rasulullah SAW juga membangun Masjid Nabawi, serta setelah itu
Rasulullah SAW membangun pasar. Ini merupakan pola atau cara Rasulullah SAW
dalam mendidik ummat dengan menyeimbangkan antara kehidupan duniawi (dunia) dan
kehidupan ukhrawi (akhirat). Dimana sebagai orang beriman sudah barang tentu
Akhirat yang menjadi tujuan yang lebih utama seperti tercantum dalam QS. Al’Alaa:
16-17:
16. Tetapi kamu
(orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
17. Sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Dalam Bukunya “
Dahsyatnya kekuatan Masjid” HR. Maulany yang juga sebagai (Ketua Umum
PW Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jawa Barat periode 2007 - 2012). Mengatakan
bahwa Masjid merupakan Jembatan Emas antara Kehidupan Dunia dan Akhirat.
Sehingga Jika seseorang yang boleh dikatakan sukses di dunia (dalam arti mapan)
maka langkah berikutnya agar mendapatkan kesuksesan di Akhirat adalah dengan
ikut serta memakmurkan masjid sesuai dengan peranan masing-masing kita tentunya.
Sehingga niat dan ibadahnya akan masjid dapat terhubung dan tergabung pahalanya
di tengah aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari.