Friday, December 18, 2015

Menjadikan Masjid Sebagai Jembatan Emas dalam kehidupan

         Ketika Rasulullah SAW memulai dakwahnya, para sahabat melakukan hijrah beberapa kali, ada yang berhasil yaitu ke Habasyah dan ada juga yang ditolak mentah-mentah oleh penduduk setempatnya yaitu manakala hijrah ke thaif, ini terjadi lantaran ada dua orang Mekkah yang sengaja menyebarkan fitnah di tengah penduduk bahwa Rasulullah SAW hendak merubah kepercayaan nenek moyang mereka dan isu lain sebagainya.

Momentum yang begitu besar tentu adalah peristiwa Hijrah Ke Madinah, di mana Rasulullah SAW membangun Masjid yang pertama di Desa Quba, sehingga disebut sebagai Masjid Quba. Dan Rasulullah SAW juga membangun Masjid Nabawi, serta setelah itu Rasulullah SAW membangun pasar. Ini merupakan pola atau cara Rasulullah SAW dalam mendidik ummat dengan menyeimbangkan antara kehidupan duniawi (dunia) dan kehidupan ukhrawi (akhirat). Dimana sebagai orang beriman sudah barang tentu Akhirat yang menjadi tujuan yang lebih utama seperti tercantum dalam QS. Al’Alaa: 16-17:
16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
17. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Dalam Bukunya “ Dahsyatnya kekuatan Masjid” HR. Maulany yang juga sebagai (Ketua Umum PW Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jawa Barat periode 2007 - 2012). Mengatakan bahwa Masjid merupakan Jembatan Emas antara Kehidupan Dunia dan Akhirat. Sehingga Jika seseorang yang boleh dikatakan sukses di dunia (dalam arti mapan) maka langkah berikutnya agar mendapatkan kesuksesan di Akhirat adalah dengan ikut serta memakmurkan masjid sesuai dengan peranan masing-masing kita tentunya. Sehingga niat dan ibadahnya akan masjid dapat terhubung dan tergabung pahalanya di tengah aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan Sahabat Abdurrahman Bin 'Auf

          Masih ingatkah kita dengan kisah para muhajirin dan anshor pada peristiwa hijrah ke Madinah? Dimana kaum Muhajirin berangkat dari Mekkah tanpa membawa harta dan benda, sementara itu dengan kebaikan yang diberi petunjuk oleh Allah SWT maka kaum Anshor dari Madinah rela membantu memberikan apapun yang diperlukan oleh kaum Muhajirin. Betapa tidak sampai rumahpun ditawarkan oleh sahabat Anshor. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an pada QS. Al-Anfal Ayat 72, yang artinya  

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi[624]. dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”
  
[624] Yang dimaksud lindung melindungi Ialah: di antara muhajirin dan anshar terjalin persaudaraan yang Amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. demikian keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung.

       Dari sekian banyak karakter sahabat ada seorang sahabat yang begitu berbeda, seorang saudagar (pengusaha) muslim yang sukses di Mekkah, tidak membawa apapun dari barang dagangannya, ditawari apapun tidak mau menerima hanya meminta ditunjukkan di mana letak pasar nya, rupanya ia hendak mencoba keberuntungan dan keberkahan dengan berdagang, siapa lagi kalau bukan sosok Abdurrahman bin Auf. Adakah potret Sahabat yang satu ini pada para pengusaha masa kini? Sementara kesulitan ekonomi kerap menjadi alasan ketika menggabungkan antara kebutuhan dunia dan akhirat. Semoga kita dapat mencontoh karakter kuat beliau, khususnya di tengah usaha yang tengah para pembaca rintis ataupun sebagai apapun kita dan lain sebagainya untuk terus mandiri dan percaya dan yakin akan pertolongan Allah SWT.

Thursday, December 3, 2015

Wacana Kurikulum 2013 beralih menjadi Kurikulum Nasional

Semenjak dilaksanakannya Kurikulum 2013 memang banyak kalangan pengajar (khususnya) perlu menyesuaikan diri dengan aturan dari kurtilas ini. terlebih bagi para pengajar di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memang terdapat kompetensi keahlian dan materi yang disesuaiakn dengan kebutuhan di dunia Usaha/ Industri (DU/ DI). sehingga, setelah 3 tahun pembelajarannya muncul wacana akan dirubah menjadi kurikulum Nasional (kurnas).

Kesulitan yang terberat juga dirasakan pada pengajar di kelas XII, jenjang akhir ini juga terdapat tantangan tersendiri dalam pelaksanaan kurikulum 2013. terlebih bagi para pengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebagai contoh SMK Kejuruan Program Keahlian Administrasi Perkantoran, dimana minat para peserta didik cukup tinggi untuk kompetensi keahlian yang satu ini, bagi yang perlu Perangkat pembelajaran Administrasi Perkantoran. Di antaranya ada mata diklat Kelas XII dibawah ini (bisa langsung didownload): 


Langkah awal dari wacana ini adalah menyamakan terlebih dahulu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sekarang telah ditetapkan KKM Nasional adalah nilai 2,67 (B-). Secara bertahap akan dirubah seperti format Raport dan penulisannya, serta yang lainnya. Semoga perubahan-perubahan yang ada pada kurikulum pendidikan kita akan terus memajukan kualitas pendidikan bagi generasi yang mendatang. 

Wednesday, December 2, 2015

Bulan Desember 2015

Awal bulan yang berbeda dari biasanya, terlebih bagi yang beraktivitas di dunia pendidikan seperti lembaga pendidikan atau (sekolah) formal. Setelah tahapan Ulangan Akhir Semester akan dihadapkan pada penentuan nilai yang akan dimasukkan ke dalam buku laporan peserta didik. Mari awalai bulan ini dengan nuansa yang lebih bersemangat, mengingat masih banyak agenda yang harus dilakukan di waktu mendatang. senantiasa membiasakan diri membaca bismillah! termasuk memulai tampilan atau ruang blog yang baru ini.